BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan
pasti mempunyai aktiva tidak berwujud yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan
kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang
tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa
berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Dimana Aktiva tidak berwujud
merupakan bagian dari Aset Nonlancar lainnya yang di neraca diklasifikasikan
dan disajikan sebagai Aset Lainnya.
Dengan
penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada kurang akuratnya
pencatatan terhadap transaksi Aktiva tidak berujud tersebut. Sebagai bagian
dari neraca, aktiva tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi untuk
memberi penjelasan yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta
pengungkapan dan penyajian dalam laporan keuangan. Selain itu juga terdapat
kemungkinan adanya perlakuan khusus, contohnya yang terkait dengan amortisasi
dan penghentian serta penghapusannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
kelompok kami membuat makalah yang berjudul “Aktiva Tidak Berwujud”.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dan karakteristik aktiva tidak berwujud?
2. Apakah
klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berujud?
3.
Bagaimanakah pencatatan dan penilaian aktiva tidak berujud tersebut?
4. Apakah
yang dimaksud dengan contoh aktiva tidak berujud yang dapat dipertukarkan?
5. Bagaimana
penyajian aktiva tidak berujud dalam laporan keuangan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian dan karakteristik aktiva tidak berwujud
2. Menjelaskan
klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berujud
3. Menjelaskan
cara pencatatan dan penilaian aktiva tidak berujud tersebut
4. Menjelaskan
yang dimaksud dengan contoh aktiva tidak berujud yang dapat dipertukarkan
5. Menjelaskan
cara penyajian aktiva tidak berujud dalam laporan keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dan Karaktaristik Aktiva Tak Berwujud.
Aktiva tak
berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul
dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud
fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi
atau dokumen lain. Aktiva tidak berwujud mungkin timbul dari:
a.
Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang
dan nama dagang.
b.
Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk
goodwill.
c.
Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Secara umum,
akutansi untuk aktiva tak berujud adalah sejalan dengan akutansi untuk aktiva
tetap. Seperti halnya aktiva tetap, aktiva berujud juga dicatat atas harga
dasar harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasuonal dan
sistematis selama masa manfaat aktiva tak berujud tersebut. Jika pada suatu
saat dihentikan, maka nilai buku aktiva tak berujud dihapuskan dari pembukuan
dan dicatat pula laba atau rugi penghentian (jika ada).
Namun demikian,
terdapat sejumlah perbedaan antara akutansi aktiva tak berujud bila
dibandingkan dengan akutansi aktiva tetap. Pertama, istilah yang digunakan
untuk menghapus aktiva tak berujud adalah amortisasi (bukan depresiasi). Untuk
mencatat amortisasi aktiva tak berujud maka rekening Biaya Amortosasi didebet
dan rekening aktiva tak berujud yang bersangkutan dikredit. Alternatif lain,
bisa juga dikredit rekening Akumulasi Amortisasi, seperti halnya akumulasi
depresiasi pada aktiva tetap. Namun sebagian besar perusahaan memilih cara yang
sederhana, yaitu dengan langsung mengkredit rekening aktiva tak berujud.
Perbedaan kedua ialah bahwa periode amortisasi suatu aktiva tak berujud tidak
boleh melebihi 40 tahun. Sebagai contoh, jika masa manfaat suatu aktiva tak
berujud adalah 60 tahun, maka amortisasinya harus dilakukan 40 tahun. Akan
tetapi jika masa menfaat aktiva tak berujud kurang dari 4 tahun, maka masa
manfaat itulah yang akan digunakan. Aturan tesebut dimaksudkan untuk menjaga
agar semua aktiva tak berujud, terutama yang tidak ketentuan masa manfaatnya,
dihapus dalam periode waktu yang wajar.
Berbeda dengan
aktiva tetap, amortisasi aktiva tak berujud hanya mengenal satu metoda, yaitu
metoda garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akutansi aktiva tak berujud pada
berbagai perusahaan relatif mudah diperbandingkan.
2.2 Karakteristik
Aktiva tidak Berwujud
Aktiva tak
berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :
a.
Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud
seperti property, pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai
dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang
menggunakannya.
b.
Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank,
piutang usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak
memiliki substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak
berwujud. Aktiva ini merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya
dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
c.
Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva tak
berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva
ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi
periodik.
Akuntansi untuk
aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva jangka
panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi untuk jumlah
setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ), dan akuntansi
untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.
2.3 Klasifikasi
dan Prisip Akuntansi Dasar Aktiva Tak Berwujud
a.
Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat
diperoleh dengan cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba
atau paten dari orang lain. Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud
adalah dengan cara membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten
dan merek dagang.
b.
Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa tak
berwujud dapat diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya
hak pataen, merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat
dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan
denganya. Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa
factor seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari
kepemilikan khusus.
c.
Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva tak
berwujud dapat diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain
dapat dipertukarkan. Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv
atak berwujud lainya, yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual
perusahaan itu juga . Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain
yang mau membeli biaya organisasi ini secara terpisah ( terlepas dari
perusahaanya ). Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud yang tidak
dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan
memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya dan
tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara
simultan.
d.
Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ).
Beberapa aktiva tak berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat
memeberikan manfaat kepada perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Sebagai contoh paten memeiliki umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat
leasehold yang dicantumkan dalam kontrak lease.
2.4 Prinsip
Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud
Akuntansi untuk
aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang
diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan
peralatan yaitu :
a.
Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
b.
Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
c.
Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau
kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan
yang diterima.
2.4 Pencatatan
dan penilaian aktiva tidak berwujud tersebut
Sesuai dengan
prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan
biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan
hukum, dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya
akuisisi merupakan biaya pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau
dari aktiva yang diterima, mana yang lebih dapat ditentukan.
Perlakuan akuntansi untuk berbagai
jenis aktiva tak berwujud
Cara Akuisisi
|
||
Jenis
|
Pembelian
|
Dibuat secara internal
|
Ø Aktiva
tak Berwujud yang dapat diidentifikasi secara
terpisah ( hak paten, merek dagang, dan biaya organisasi )
|
Ø Di
kapaitalisasikan pada biaya akuisisi.
Ø Diamortisasi
selama umur hukum atau estimasi masa manfaat mana yang lebih singkat dengan
umur maksimum 40 tahun
|
Ø Dibebankan
atau dikapitalisasi tergantung pada aktiva tak berwujud tertentu.
Ø Jika
dikapitalisasi, akan di amortisasi sebagai aktiva tak berwujud yang dibeli.
|
Ø Aktiva
tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara terpisah ( goodwill )
|
Ø Dibebankan
pada saat terjadinya.
Ø Tidak tersedia pilihan untuk
pengkapitalisasian, sehingga tidak akan ada amortisasi
|
Mencatat Biaya Aktiva Tak Berwujud
yang Dibuat secara Internal.
Kadang kala
perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten. Hanya biaya yang
secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud
tersebut hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah
mengeluarkan biaya penelitian yang sangat besar untuk membentuk hal yang
dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan paten tersebut yang
dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang dikapitalisasi
untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak
mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak
berwujud yang dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan
nilainya
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan
dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud :
a. Ketentuan
hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat maksimum.
b. Ketentuan untuk
pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat mengubah batas
umur masa manfaat aktiva tersebut.
c. Pengaruh
keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur
manfaat.
d. Perkiraan umur
pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
e. Tindakan yang
diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi keunggulan
kompetitif yang sudah ada.
f. Umur manfaat
yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan dengan
layak.
g. Apakah aktiva
tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur manfaat
efektif yang bervariasi.
Menurut
sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya
aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat
ditentukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan
estimasi umur manfaatnya.
a. Penurunan Nilai
Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah
yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari penggunaan
aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang
belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya.
Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan
nilai wajar. Nilai buku aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama
sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi periode amortisasi tidak lebih dari
40 tahun
b. Pelepasan
Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah
aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang belum
diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan
diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan
antara hasil bersih dari pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.
2.5 Aktiva
Tidak Berwujud Yang Dapat Dipertukarkan
Aktiva Tak
Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah.
Contohnya : mencangkup hak paten, hak cipta, merek dagang, dan waralaba, biaya
organisasi.
1. Hak Paten
Hak paten
adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan kewenangan
kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual dan mengawasi penemuannya dalam
jangka waktu tertentu sejak hal tersebut diberikan. Suatu hak paten biasanya
tidak dapat diperbaharui, jangka waktunya bisa diperpanjang dengan memberikan hak
paten yang baru, apabila terdapat perbaikan atau perubahan pada rancangan dasar
penemuan yang lama.
Harga perolehan
suatu aktiva-aktiva tak berujud adalah kas (atau ekulivalensinya) yang
dibayarkan untuk mendapatkan hak paten. Hak paten seolah-olah diberi oleh
pemerintah. Dengan adanya hak ini, pemegang hak paten menjadi terlindung dari
kemungkinan adanya pelanggaran oleh pesaing. Perlindungan dari pesaing sangat
berguna bagi perusahaan dalam mengamankan upaya memperoleh laba melalui
penjualan barang atau jasa. Itulah sebabnya perusahaan yang berhasil menemukan
suatu produk baru, tidak segan-segan untuk mengeluarkan sejumlah uang demi
memperoleh hak paten dari pemerintah, agar pohak lain (pesaing) tidak
dibenarkan untuk memproduksi danmenjual temuan baru tersebut. Pengeluaran untu
memperoleh hak paten dicatat dalam rekening Hak Paten (atau sering disingkat
Paten) dan diamortisasi selama masa tertentu.
Harga perolehan
hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak tersebut atau selama masa
manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek. Dalam menentukan masa manfaat,
perusahaan harus mempertimbangkan kapan penemuan diperkirakan akan mulai
ketinggalan jaman, atau tidak memadai lagi dan faktor-faktor lainnya yang
menyebabkan hak paten menjadi tidak ekonomis lagi sebelum akhir masa berlaku
hak tersebut. Untuk memberikan gambaran mengenai perhitungan biaya paten,
misalnya PT Erwin Megah membeli hak paten dengan harga perolehan Rp.
60.000.000,00. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan 8 tahun. Dengan demikian amortisasi
pertahun adalah Rp. 7.500.000,0 (Rp. 60.000.000,0 : 8). Jurnal untuk mencatat
amortisasi tahunan adalah sebagai berikut.
Des
31 Biaya Paten ………… Rp.
7.500.000
Hak
Paten ……………Rp. 7.500.000
( untuk mencatat amortisasi hak paten )
|
Biaya paten dikelompokan dalam
laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
2. Hak Cipta
Hak cipta
adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak istimewa kepada
pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya
tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk
mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
Maka manfaat
suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya. Mengingat
sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak cipta biasanya
diamortisasi dalam periode waktu yang relatif pendek.
3. Merek
Dagang atau Nama Dagang
Merek dagang
atau nama dagang adalah kata, rangkain kata, logo, atau simbol yang membedakan
atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau produk tertentu. Apabila
kita mendengar nama dagang seperti Lux, Pepsodent, Indomie, atau Coca Cola,
dengan cepat terbayang dalam pikiran kita produk apa yang dimaksud dan tidak
akan salah mengartikannya pada produk lain. Nama dagang mempunyai manfaat yang
sangat besar bagi perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemasarannya. Penemu atau pemakai pertama dapat memperoleh hak istimewa untuk
menggunakan merek dagang atau nama dagang atau mendaftarkannya pada pemerintah.
Apabila merek
dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak tersebut adalah harga
belinya.Apabila dikembangkan sendiri oleh perusahaan, maka hara perolehan
meliputi biaya hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang langsung berhubungan dengan perolehan hak
tersebut.
Seperti halnya
aktiva tak berujud lainnya, hak merek harus diamortasikan selama masa manfaat
atau masa berlakunya, tergantung mana yang yang lebih pendek. Mengingat
sulitnya penentuanmasa manfaat suatu hak merek, biasanya dtetapkan jangka waktu
yang relatif pendek.
4. Franchise
(Waralaba) dan License (Perijinan)
Bila Kita makan
di Kentucky Fried Chicken, California Fried Chicken, Mac Donald, atau Pizza
Huts, maka disitu kita menemukan franchise. Franchise adalah Adalah hak yang
diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya,
sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun
penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang
memberikan hak franchise.
Periijinan
adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya.
Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah
habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian
ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki
jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu
Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
Franchise dan
lisensi bisa diberikan untuk waktu terbatas, atau terbatas dengan kemungkinan
perpanjangan waktu, atau tidak terbatas. Harga perolehan suatu hak franchise
dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak
tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan suatu hak
franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk
mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan
franchise (atau lisensi) harus diamortasi sebagai biaya operasi selama jangka
waktu ijin pengeoprasianhak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak
terbatas, maka amortisasi dilakuakn selama jangka waktu ijin pengoprasian hak
tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi
dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar. Jika
dalam jangka perjanjian franchise tesebut pihak pemegang hak diwajibkan
membayar secara tahunan, maka pembayaran tersebut diperlakukan sebagai biaya
operasi pada periode dilakukan pembayaran.
5. Lease hold
(Hak sewa)
Adalah hak yang
diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa
mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat
pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud)
karena dua alasan :
Hak sewa
memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber
daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat
kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan
datang.Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa,
akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
6. Perijinan
(Permit & Licences)
Periijinan
adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya.
Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah
habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian
ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki
jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk
itu Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
7. Hak
Penggandaan (Copyright)
Copyright
adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah,
puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau
scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan
mengedarkannya.
8. Biaya
Organisasi
Biaya yang
timbul dalam bentukan suatu organisasi perusahaan tersebut biaya organisasi.
Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayarkan kepada underwriters
untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin dan akte pendirian
dan biaya promosi untuk pengenalan kepada organisasi kepada masyarakat.
Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi sebagau aktiva tak berujud dengan nama
Biaya Organisasi. Sebenarnya biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup
perusahaan, tetapi dalam praktik perusahaan menetapkan masa manfaat dengan
taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti halnya aktiva tak berujud
lainnya, biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu tertentu.
9. Goodwill
Goodwill adalah
kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang
oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan
tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus,
menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya
strategis, dan lain-lain.Goodwill hanya diakui (dibuatkan
perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut
perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa
berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/ berhentinya sekutu (anggota persero)
baru, merger atau akuisisi.
10. Biaya
Research Dan Pengembangan
Biaya research
dan pengembangan bukan aktiva tak berujud, tetapi karena
pengeluaran-pengeluaran ini berhubungan dengan hak paten dan hak cipta maka
pengeluaran tersebut akan dibahas pada makalah ini. Banyak perusahaan melakukan
pengeluaran yang cukup besar jumlahnya untuk keperluan research dan
pengembangan dalam rangka mendapatan produk baru atau proses yang lebih baik.
Pada perusahan-perusahaan raksasa seperti IBM, Toyota, atau Mitsubishi,
pengeluaran untuk keperluan ini mungkin melebihi anggaran belanja sebuah negara
sedang berkembang.
Research dan
pengembangan memiliki sejumlah masalah akuntansi: (1) kadang-kadang sulit untuk
mengaitkan pengeluaran pada proyek tertentu, dan (2) seringkali terdapat ketidakpastian
mengenai manfaat dari pengeluaran tersebut, baikbesarnya maupun kapan manfaat
tersebut akan diperoleh. Oleh karena itu pengeluaran untuk research dan
pengembangan biasanya dicatat sebagai biaya pada waktu terjadi pengeluaran.
Pengeluaran seperti ini tidak memperhatikan apakah pengeluaran akan berhasil
atau tidak berhasil:
Sebagai contoh,
misalnya PT Ardi Perkasa melakukan pengeluaran sebesar Rp. 30.000.000,00 untuk
biaya research dan pengembangan. Research dan pengembangan ini telah
menghasilkan dua penemuan yang sangan berhasil dan telah memperoleh dua hak
paten. Walaupun demikin, pengeluaran untuk research dan pengembangan tidak
dapat dimasukkan dalam harga perolehan hak paten, melainkan tetap harus
diperlakukan sebagai biaya pada periode dikeluarkannya biaya tersebut.
Banyak ahli
tidak menyetujui pendekatan akuntansi ini. Mereka berpendapat bahwa dengan
memperlakukan pengeluaran research dan pengembangan sebagai biaya, akan
menyebabkan aktiva dan laba bersih menjadi terlalu rendah. Namun pihak lain
berpendapat, bahwa dengan mengkapitalisasi pengeluaran ini hanya akan
menimbulkan aktiva yang sifatnya sangat spekulatif dalam neraca
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktiva tak
berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari
pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau
dokumen lain. Aktiva tidak berujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah
– seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan
lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan
tertentu – seperti franchise dan lease.
Aktiva tak
berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu : kurang memiliki eksistensi
fisik, bukan merupakan instrument keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi
subjek amortisasi, klasifikasi Aktiva Tak Berwujud yaitucara akuisisi
(manner of acquisition), dapat diidentifikasi (identifiability), dapat dipertukarkan
(exchangeability), periode manfaat yang diharapkan (period of expected
benefit).
Prinsip
Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud yaitu :Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya, Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan, Pada
disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui
atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Sesuai dengan
prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan
biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud
jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak
memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak
terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya. Pada
umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan sumber alam, tetapi aktiva
tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.
3.3 Saran
Mungkin inilah
hasil dari tugas makalah saya tentang Aktiva Tak Berwujud Mata Kuliah Akuntansi
Keungan dalam isi makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya tetapi saya
rasa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kesalahan penulisan dan penyusunannya. Untuk itu saya sebagai penyusun makalah
ini butuh saran kritik dari para pembaca makalah ini untuk menjadikan makalah
ini lebih semprna lagi. Dan saya mengucapkan terima kasih pada dosen Mata
kuliah Akuntasi Biaya yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Jusup Al. Haryono. 2009. Dasar-dasar Akuntansi jilid 2.
Yogyakarta : STIE YKPN
Lucky Club Casino Site - Get your hands on more than 500
ReplyDeleteLucky Club Casino Review · Betting Software Provider · Microgaming · Playtech · Vivo Gaming luckyclub.live · Playtech · NetEnt